Habibie & Ainun Part 1

January 27, 2017

Aku mau mereview sedikit tentang buku “Habibie dan Ainun”. Buku ini terdiri dari 37 bab, yang menceritakan perjalanan hidup BJ Habibie dan Ainun. Di buku ini banyak sekali pelajaran-pelajaran hidup yang disampaikan dari sosok Bapak Habibie dan Ibu Ainun.



Berikut ini kutipan-kutipan tulisan di dalam buku “Habibie & Ainun” dan buku “Setengah Abad Prof. Dr.Ing. B.J.Habibie; Kesan & Kenangan (SABJH)”.

Bab 1 Sekali Peristiwa di Rangga Malela 11B

Ainun menulis dalam buku A. Makmur Makka “setengah Abad Prof. Dr.Ing. B.J.Habibie; Kesan & Kenangan’ 1986 (SABJH) : Ada satu ucapan yang tak pernah saya lupakan, kenapa sih kamu kok gendut dan hitam?” Kami gadis-gadis semua kaget. “eh kok begitu? Mau apa dia?” Saya dan teman-teman lagi duduk-duduk ngobrol waktu itu. Tiba-tiba dia datang menghampiri dan mengatakannya.
Maka bertemu kembalilah kami setelah sekian tahun tidak bertemu muka. Bertemu di kamar makan rumah orang tua saya. Dua-duanya sudah dewasa. Saling berpandang mata. Saling menegur, “Kok gula jawa sudah jadi gula pasir” katanya.

BJ Habibie menulis dalam buku Habibie dan Ainun 2010 hal 7 : “tanpa saya sadari pandangan mata semalam dengan Ainun telah menimbulkan perasaan rindu untuk berpandangan lagi. Mengapa pandangan mata itu dapat memukau? Mengapa pandangan mata Ainun dan saya itu tanpa ucapan telah memberi perasaan yang belum pernah saya alami? Apakah perasaan Ainun juga sama seperti saya? Ah lupakan saja! Jangan berkayal dan berfantasi.

Bab 3 Keseharian di Oberforstbach

Pada hari ulang tahun Ainun ke-25 tahun, BJH menghadiahi mesin jahit merk Singer dengan harga khusus dan boleh dicicil tanpa suku bunga.

BJ Habibie menulis dalam buku Habibie dan Ainun 2010 hal 20 : “Mesin itu saya serahkan kepada Ainun sambil berkata : Maafkan kemampuan saya hanya ini saja. Ia mencium saya dan menjawab : “kamu sudah memberikan saya yang lebih indah dari semuanya yang kamu tak dapat bayangkan” Apa maksud Ainun? Saya menjawab : “Senyuman manis dan pandangan matamu selalu memukau dan merindu” Ainun segera menjawab “Itu sudah jadi milikmu dan kuberikan untukmu sepanjang masa sejak malam takbiran tanggal 7 Maret lalu. Supaya kamu tidak lama menerka, saya sampaikan saja. Yang kamu berikan kepada saya adalah titipan Allah untuk kami berdua. Saya mengandung bayimu, anakmu dan keturunanmu!

Ainun menulis dalam buku A. Makmur Makka “setengah Abad Prof. Dr.Ing. B.J.Habibie; Kesan & Kenangan’ 1986 (SABJH) hal 385 : “Tidak ada uang kecuali untuk membeli mesin jahit. Belinya tentu dengan menyicil, dan karena mesinnya Singer yang bagus cicilannya lunas baru satu setengah tahun. Hidup  benar-benar prihatin. Hidup benar-benar keras. Tetapi ada hikmahnya. Dimasa-masa inilah saya belajar untuk hidup berdikari.

Bab 4 Penantian Sepasang Mata yang Indah

BJ Habibie menulis dalam buku Habibie dan Ainun 2010 hal 26 : “Ainun yang sangat disiplin itu, tidak pernah mengeluh atau membuat komentar yang menjadikan saya gelisah. Yang sering diberikan adalah senyuman yang memukau hati dan yang selalu saya rindukan.

You Might Also Like

0 komentar