Salah satu hal
yang menyebalkan selama magang di bagian pelayanan mahasiswa dikampus yaitu ketika
menjumpai mahasiswa yang ngeyelan, menyalahi aturan dan pengennya yang serba
cepat dan instan. Pada akhirnya selalu menyalahkan bagian pelayanan, ketika
pelayanannya dirasa kurang memuaskan. Pelayanan yang kebanyakan aturan dan
kesannya mempersulit mahasiswa. Padahal kami cuma mengikuti perintah dari
atasan kemudian menyampaikan ke mahasiswa yang bersangkutan dan akhirnya kami
juga yang disalahkan. Ah sudah biasa.
Padahal jika
mengikuti prosedur yang sudah ada (pengumuman sudah terpampang di mading dan di
sistem informasi akademik) ga bakal seribet yang dibayangkan, ga harus
bolak-balik buat menuhin persyaratan yang kurang. Oke mas mbak budayakan membaca
ya.
Aku juga
mahasiswa, sebisa mungkin membantu asal tidak menyalahi prosedur yang sudah
ada. Melakukan pelayanan sebaik mungkin tanpa ada kata-kata yg menyingung
perasaan sudah menjadi tugas kami. Bahkan terkadang harus mengorbankan waktu
istirahat kami untuk melayani mahasiswa lihat saja tubuh kami yang kurus kering.
Dibalik suka
duka (anggap saja bekerja) di bag. pelayanan mahasiswa, terkadang juga merasa
gregetan ketika mahasiswa harus bolak balik untuk menyelesaikan 1 masalah tapi
sama sekali tidak menemukan titik terang dari masalah tersebut. Apa yg salah?
Seolah olah dipersulit oleh pihak-pihak yang berwenang (sebut saja paijo),
harus ke a dulu setelah sampai ke a harus ke b dulu setelah ke b ke c dan
begitu seterusnya sampe naruto nikah sama shisuka(!!!) Padahal ketika
ditelusuri kuncinya ada di paijo, tetapi si paijo selalu mengelak dan tidak mau
ambil pusing. Tipe tipe orang kaya paijo ini tidak cuma 1 tapi buaanyak.
Tidak jarang
si paijo cuma melayani mahasiswi yang secara fisik cantik, ngga perlu nunggu
beberapa jam seketika itu langsung eksekusi! Diluar itu selalu ada kata nanti,
besok besok yen ra lali, besok yen ono duite. Ngenes sekali.
Kejadiaan paling ngreget terjadi di awal bulan Maret. Ada
mahasiswa pindahan dari Bandung bolak-balik cuma ngurus agar bisa krs. Sudah
ditebak selalu diputar-putar harus kesana sini tanpa ketemu titik terangnya.
Saking jengkelnya akhirnya aku yang turun tangan ngurus dan nganterin masnya (dari raut wajahnya sudah terlihat kelelahan).
Kalo aku jadi masnya ini pasti aku bakal misuh-misuh “ngertio aku ra daftar ning kene!”
Semoga saja semakin banyak doskar (dosen dan karyawan) yang
peduli terhadap mahasiswannya dan kemajuan kampus bukan hanya sekedar mencari
keuntungan-keuntungan untuk dirinya sendiri.
- March 02, 2016
- 0 Comments