curhat ya

March 02, 2016

Salah satu hal yang menyebalkan selama magang di bagian pelayanan mahasiswa dikampus yaitu ketika menjumpai mahasiswa yang ngeyelan, menyalahi aturan dan pengennya yang serba cepat dan instan. Pada akhirnya selalu menyalahkan bagian pelayanan, ketika pelayanannya dirasa kurang memuaskan. Pelayanan yang kebanyakan aturan dan kesannya mempersulit mahasiswa. Padahal kami cuma mengikuti perintah dari atasan kemudian menyampaikan ke mahasiswa yang bersangkutan dan akhirnya kami juga yang disalahkan. Ah sudah biasa.

Padahal jika mengikuti prosedur yang sudah ada (pengumuman sudah terpampang di mading dan di sistem informasi akademik) ga bakal seribet yang dibayangkan, ga harus bolak-balik buat menuhin persyaratan yang kurang. Oke mas mbak budayakan membaca ya.

Aku juga mahasiswa, sebisa mungkin membantu asal tidak menyalahi prosedur yang sudah ada. Melakukan pelayanan sebaik mungkin tanpa ada kata-kata yg menyingung perasaan sudah menjadi tugas kami. Bahkan terkadang harus mengorbankan waktu istirahat kami untuk melayani mahasiswa lihat saja tubuh kami yang kurus kering.

Dibalik suka duka (anggap saja bekerja) di bag. pelayanan mahasiswa, terkadang juga merasa gregetan ketika mahasiswa harus bolak balik untuk menyelesaikan 1 masalah tapi sama sekali tidak menemukan titik terang dari masalah tersebut. Apa yg salah? Seolah olah dipersulit oleh pihak-pihak yang berwenang (sebut saja paijo), harus ke a dulu setelah sampai ke a harus ke b dulu setelah ke b ke c dan begitu seterusnya sampe naruto nikah sama shisuka(!!!) Padahal ketika ditelusuri kuncinya ada di paijo, tetapi si paijo selalu mengelak dan tidak mau ambil pusing. Tipe tipe orang kaya paijo ini tidak cuma 1 tapi buaanyak.

Tidak jarang si paijo cuma melayani mahasiswi yang secara fisik cantik, ngga perlu nunggu beberapa jam seketika itu langsung eksekusi! Diluar itu selalu ada kata nanti, besok besok yen ra lali, besok yen ono duite. Ngenes sekali.

Kejadiaan paling ngreget terjadi di awal bulan Maret. Ada mahasiswa pindahan dari Bandung bolak-balik cuma ngurus agar bisa krs. Sudah ditebak selalu diputar-putar harus kesana sini tanpa ketemu titik terangnya. Saking jengkelnya akhirnya aku yang turun tangan ngurus dan nganterin masnya (dari raut wajahnya sudah terlihat kelelahan). Kalo aku jadi masnya ini pasti aku bakal misuh-misuh “ngertio aku ra daftar ning kene!”


Semoga saja semakin banyak doskar (dosen dan karyawan) yang peduli terhadap mahasiswannya dan kemajuan kampus bukan hanya sekedar mencari keuntungan-keuntungan untuk dirinya sendiri.

You Might Also Like

0 komentar