Aku memang pilih-pilih teman, dalam arti aku bisa berkenalan dengan siapa saja tapi untuk memasukan seseorang ke dalam lingkaran personalku mungkin aku memang butuh waktu yang lama. Sampai saat ini aku enggak bisa mengerti makna pertemanan yang katanya "ada dalam suka dan duka" karna aku belum menemukan sosok seperti ini atau mungkin memang tidak ada.
Akhir-akhir ini aku menyadari sesuatu, kalau akupun bisa berteman baik dengan orang yang enggak banget sekalipun. Aku jadi teringat kalimat ini "kalau ingin melihat kepribadian seseorang lihatlah bagaimana teman-temannya". Menurutku ini enggak selamanya relevan. Secara pribadi aku membagi pertemanan kedalam beberapa jenis teman dan dari semua itu aku lebih mengistimewakan teman-teman sekelas di kampus. Aku sadar rasa simpati aku muncul ketika menjalin pertemanan dengan mereka. Setiap individu itu unik, mereka punya karakternya masing-masing. Dan bagi aku enggak ada satupun yang bisa merubah karakter seseorang karna itu merupakan ciri khas masing-masing.
"Mangkat kuliah enggak?"
"Ora. Aku lagi gk enak badan. Nggak kuat mikir."
"Soksokan"
"...."
"Ket mbiyen rak bar2 tugase. Emang akeh ya?"
"Rak trimo akeh bangeeet"
"Hahaha semangat!"
"Taek ah"
"Meh mangkat jampiro?"
"Kok aku mager ya"
"Bangkee!"
Kalau orang lain yang bilang kaya gitu mungkin aku bakal baper. Tapi aku terlalu biasa dikatain begitu sama mereka.
Mungkin karna 3 tahunan ini sklas terus. Udah tau busuk iyuwhnya mereka.
Sejujurnya ini pertemanan yang paling berkesan kalau dibanding masa stm dulu. Entah kenapa aku yg model orang cuek kaya gini bisa tiba-tiba peduli.
Sejujurnya ini pertemanan yang paling berkesan kalau dibanding masa stm dulu. Entah kenapa aku yg model orang cuek kaya gini bisa tiba-tiba peduli.
"Eh ra mosok si A mau jadi imam sholat"
"Hmmm"
"Kayae gk koyo sing mbok critani deh ra"
"Yakan aku seng barengan terus"
"Boleh nakal asal jangan lupa kewajiban sama Tuhan"
"..."
Tapi syukurnya se-begajulan-nya mereka masih inget kewajiban sama Tuhan, bahkan enggak jarang mereka ingetin aku buat sholat bareng. Ya baguslah.
- June 16, 2017
- 0 Comments