- January 28, 2016
- 0 Comments
Tahukah kita? Terlalu banyak orang kehilangan sabar. Tidak mampu memahami keadaan. Terlalu terburu-buru mengungkapkan sesuatu. Tidak berpikir dua kali untuk bertanya-tanya, “apakah kiranya Tuhan ridho dengan tindakannya?”
Tahukah kita? Pada akhirnya orang yang bisa membersamai kita bukanlah dia yang lebih cepat atau lebih lambat. Tetapi dia yang bisa mengiringi langkah kita. Langkah yang sama jauhnya, sama pendeknya.
Tahukah kita? Memandang seseorang saat ini tidak lagi bisa dilihat dari sekedar pakaian dan isi otaknya. Sudah menjadi bias mana yang asli mana yang palsu. Seandainya setiap orang tahu, bahwa mata tidak lagi bisa mengenali dengan jujur. Tapi tidak setiap orang paham bahwa dia memiliki mata hati. Hati mengenali hati. Mata hanya mengenali fisik.
Tahukah kita? Diri kita dan apapun yang kita miliki adalah hal yang paling baik untuk kita. Bukan untuk orang lain. Apa yang dimiliki orang lain, itu yang terbaik untuk mereka. Bukan untuk kita. Seandainya kita paham konsep kecil ini, kita tidak perlu iri hati. Sayangnya, diantara kita saling membandingkan. Lalu menyakiti diri sendiri.
Tahukah kita? Waktu kita tidak banyak. Sayangnya, diantara kita banyak lupa waktu. Aku pun begitu.
©kurniawangunadi
- January 28, 2016
- 0 Comments
Harapannya dapat menjadi seseorang yang lebih baik dalam hal
sikap, perilaku, maupun bertutur kata dengan orang lain. Menjadi seseorang yang
lebih peka terhadap lingkungan sekitar, lebih bisa menghargai dan mengunakan
waktu untuk kegiatan positif.
Flashback 2015 banyak sesuatu
yang baru, yg belum pernah aku lakuin sebelumnya dan itu akan menjadi suatu
kenangan tersendiri. Btw ada satu kegiatan yang menurut aku berkesan banget,
beda dari yang lain sih makannya aku ikut. Meski kalo difikir rada nyleneh wkwk
-Closing Mentoring-
Nah ini berkesan bgt. Closing
mentoring salah satu proker ukm fokmi. Alasan ikut, berdasarkan cerita temen
pas semester satu jadi nanti kita bakal terjun langsung di masyarakat, tinggal
dirumah warga bantu-bantuin warga. Intinya seperti reality show Jika Aku
Menjadi. Menjalani kehidupan yang sebelumnya belum pernah dijalani, bagus juga
acaranya. Kebetulan pas semester 1 aku sama sekali gapernah ikut mentoring
maupun closing mentoring tapi alhamdulillah nilai Agama dapet A. Kebetulan juga
mba Novi yang sekarang magang di PSIT juga anak fokmi dan pas aku tanya tentang
closing mentoring malah ngajakin aku buat ikut yaudah aku iyain aja haha
(Itung-itung melarikan diri dari rutinitas yang membosankan, apalagi tugas
besar sudah muncul). Hari pertama serasa kaya anak ilang gakenal siapa-siapa
tau tau jadi panitia acara closing haha konyol sih seakan jadi penyusup yamau
gimana lagi cuek wae lah. Karena bingung ngapain dan tugasnya apa, alhasil Cuma
bantu bagian dapur, masak dan nyiapin makanan. (btw anak-anak fokmi jago masak
loh. Ga kaya aku gabisa masak. hiks) Hari kedua mulai melarikan diri, kalo
ditempat baru cuma diem ditempat rasanya membosankan. Alhasil aku ngajak Lincah
jalan-jalan (panitia yg agak somplak cuma kita yg lain pada ngumpul kita malah
jalan-jalan) menyusuri jalanan sekitar dan menyusuri sawah-sawah dan alhasil
ketemu peserta closing yang lagi bantuin warga nanem bawang, dan kita nawarin
diri buat ikut bantuin warga nanem bawang juga. Yeee! For the first time
nyemplung disawah. (berdasarkan cerita warga sekitar, daerah sini kegiatan bercocok
tanamnya paling maju). Sayangnya aku jadi panitia, kalo di pikir enakan jadi
peserta bisa lebih dekat ke warga soalnya tinggal bareng di rumah warga.
Sedangkan aku tinggal di rumah salah satu anggota fokmi. Yasudah. Menjelang
hari ketiga aku n lincah pamit pulang duluan dengan alasan entahlah hanya
lincah yg bisa menjelaskan. Padahal sih pulang ke rumahnya lincah yg lumayan
deket situ dan sampai disitu cuma numpang tidur sampe siang baru jam 12 otw ke
Semarang, sebelumnya mampir ke Bleduk Kuwu dl.
bleduk kuwu, panas banget, gersang
- January 04, 2016
- 0 Comments